SIAPA YANG LEBIH SUCI DARIPADA VANESSA ANGEL?
Siapa yang Lebih Suci daripada Vanessa Angel?
Oleh Berrye Tukan*
Beberapa hari belakangan, di media sosial khususnya di Facebook dan WA, ada beberapa video pendek yang berisi candaan lucu tentang kasus Vanessa Angel (VA). Video pertama adalah seorang perempuan berambut pendek, berkacamata hitam sembari memegang botol bir, dengan memegang kamera sembari merekam dirinya sendiri, lalu berujar dengan suara bass yang terdengar aneh tentang VA. Video ini diambil di tepi pantai berpasir putih. Video kedua, seorang wanita muda (manis sih) berpakaian motif tenunan berwarna biru, sama seperti video pertama, sosok dalam video ini juga bicara tentang VA. Tentu saja, VA yang dimaksud adalah sosok artis yang terlibat kasus prostitusi online yang diamankan pihak kepolisian beberapa hari yang lalu. Dari aksen, logat, dan bahasa Indonesia Melayu berdialek Larantuka yang kental, dapat dipastikan bahwa sosok dalam video ini adalah orang Larantuka atau Flores Timur umumnya.
Kedua video ini lucu memang dan cukup menghibur. Namun, ada hal yang cukup menjadi perhatian. Keduanya menghubungkan kasus VA dengan eksistensi, fungsi dan makna belis (semacam mahar/mas kawin dalam urusan perkawinan masyarakat Lamaholot -Flores Timur umumnya yang dapat berupa gading ataupun sejumlah uang). Pertanyaannya: apa hubungannya VA dengan belis? Apakah duit 80 juta yang menjadi ‘harga tubuh’ VA dapat disamakan dengan makna belis ataupun sejumlah uang dalam urusan perkawinan adat orang Lamaholot - Flores Timur? Video ini cukup kreatif memang dengan tujuan menghibur, namun kadang kala tidak semua lelucon itu menghibur dan mendidik. Lalu, haruskah kita turut tertawa?
Ada beberapa point penting untuk kita pikirkan bersama. Pertama, bahwa ‘dosa’ VA tak perlu jadi bahan lelucon-lah! Kita semua seolah-olah menjadi orang yang sangat suci dan bersih tanpa dosa dengan mengomentari, bahkan membuat konten-konten berupa status, meme dan video yang menurut kita unik, lucu dan menarik demi sebuah pengakuan eksistensi. VA lalu menjadi ‘korban bully berjamaah’ bagi seluruh rakyat bangsa ini. Apakah kita generasi haus ‘jempol?’ VA sudah kena batunya, 80 juta yang dia terima mungkin menjadi jumlah yang tak ada artinya dibandingkan dengan karirnya yang bakal meredup dan nama baik keluarga yang tercoreng. Apakah kita cukup ‘bersih’ untuk menambah lagi beban hidupnya? Saya yakin, kita semua tidak lebih 'bersih' dari dia. Saya juga tidak tahu seberapa ‘bersih’-nya VA di luar dosanya, namun sebagai sesama yang tidak tahu seberapa 'bersih'-nya kita masing-masing, tidak usah meneriakkan dosa orang lain. Seperti kata Om Iwan Fals: "urus saja moralmu, urus saja akhlakmu!"
Kedua, belis itu bukan untuk membeli "tubuh" wanita Lamaholot! Oke-lah kalau kita secara kasar mengatakan bahwa 80 juta yang diterima VA adalah ‘harga tubuhnya’, namun orang Lamaholot tentu tidak setuju kalau belis/uang dianggap sebagai alat untuk membeli ‘tubuh’ seorang wanita Lamaholot dalam urusan adat perkawinan. Belis bisa dikatakan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada pihak calon pengantin wanita (khususnya sang ibu) yang telah membesarkan dan merawat sang anak hingga layak dan pantas untuk dijadikan istri. Belis itu mulia adanya, butuh pengorbanan dan perjuangan yang tidak mudah dan murah. Membawanya dari rumah pria ke rumah pengantin wanita pun diiringi dengan lagu-lagu tradisional, lengkap dengan gendang, gitar dan biola, lalu disambut penuh haru dan tangis oleh keluarga pihak calon pengantin wanita. Belis tidak bisa ditransfer melalui ATM, atau diberikan secara sembunyi-sembunyi. Belis adalah simbol pengakuan dan juga sebagai lambang kehormatan keluarga. Pesannya jelas, "Wanita itu Berharga!"
Jadi begini teman-teman, saya tidak melarang teman-teman punya kreatifitas dalam mengekspresikan segala sesuatu di dunia maya. Selama itu positif, bermanfaat, dan tidak menyinggung orang atau pihak lain, go on! Just do it! Tapi, bila itu hanyalah hal konyol yang tidak penting, tidak perlu dan cukup berpotensi bermasalah, leave it! Pun ketika kita mendapatkan kiriman konten seperti ini, tidak usahlah disebarkan dan diviralkan demi sebuah jempol semata! Lagian, jempol orang tak semuanya harum kok! Banyak yang bau terasi!
Anda lebih suci dari Vanessa Angel? Saya tidak yakin! Jadi janganlah menertawai moral orang lain, cukup tangisi saja moralmu!
Oleh Berrye Tukan*
Beberapa hari belakangan, di media sosial khususnya di Facebook dan WA, ada beberapa video pendek yang berisi candaan lucu tentang kasus Vanessa Angel (VA). Video pertama adalah seorang perempuan berambut pendek, berkacamata hitam sembari memegang botol bir, dengan memegang kamera sembari merekam dirinya sendiri, lalu berujar dengan suara bass yang terdengar aneh tentang VA. Video ini diambil di tepi pantai berpasir putih. Video kedua, seorang wanita muda (manis sih) berpakaian motif tenunan berwarna biru, sama seperti video pertama, sosok dalam video ini juga bicara tentang VA. Tentu saja, VA yang dimaksud adalah sosok artis yang terlibat kasus prostitusi online yang diamankan pihak kepolisian beberapa hari yang lalu. Dari aksen, logat, dan bahasa Indonesia Melayu berdialek Larantuka yang kental, dapat dipastikan bahwa sosok dalam video ini adalah orang Larantuka atau Flores Timur umumnya.
Kedua video ini lucu memang dan cukup menghibur. Namun, ada hal yang cukup menjadi perhatian. Keduanya menghubungkan kasus VA dengan eksistensi, fungsi dan makna belis (semacam mahar/mas kawin dalam urusan perkawinan masyarakat Lamaholot -Flores Timur umumnya yang dapat berupa gading ataupun sejumlah uang). Pertanyaannya: apa hubungannya VA dengan belis? Apakah duit 80 juta yang menjadi ‘harga tubuh’ VA dapat disamakan dengan makna belis ataupun sejumlah uang dalam urusan perkawinan adat orang Lamaholot - Flores Timur? Video ini cukup kreatif memang dengan tujuan menghibur, namun kadang kala tidak semua lelucon itu menghibur dan mendidik. Lalu, haruskah kita turut tertawa?
Ada beberapa point penting untuk kita pikirkan bersama. Pertama, bahwa ‘dosa’ VA tak perlu jadi bahan lelucon-lah! Kita semua seolah-olah menjadi orang yang sangat suci dan bersih tanpa dosa dengan mengomentari, bahkan membuat konten-konten berupa status, meme dan video yang menurut kita unik, lucu dan menarik demi sebuah pengakuan eksistensi. VA lalu menjadi ‘korban bully berjamaah’ bagi seluruh rakyat bangsa ini. Apakah kita generasi haus ‘jempol?’ VA sudah kena batunya, 80 juta yang dia terima mungkin menjadi jumlah yang tak ada artinya dibandingkan dengan karirnya yang bakal meredup dan nama baik keluarga yang tercoreng. Apakah kita cukup ‘bersih’ untuk menambah lagi beban hidupnya? Saya yakin, kita semua tidak lebih 'bersih' dari dia. Saya juga tidak tahu seberapa ‘bersih’-nya VA di luar dosanya, namun sebagai sesama yang tidak tahu seberapa 'bersih'-nya kita masing-masing, tidak usah meneriakkan dosa orang lain. Seperti kata Om Iwan Fals: "urus saja moralmu, urus saja akhlakmu!"
Kedua, belis itu bukan untuk membeli "tubuh" wanita Lamaholot! Oke-lah kalau kita secara kasar mengatakan bahwa 80 juta yang diterima VA adalah ‘harga tubuhnya’, namun orang Lamaholot tentu tidak setuju kalau belis/uang dianggap sebagai alat untuk membeli ‘tubuh’ seorang wanita Lamaholot dalam urusan adat perkawinan. Belis bisa dikatakan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada pihak calon pengantin wanita (khususnya sang ibu) yang telah membesarkan dan merawat sang anak hingga layak dan pantas untuk dijadikan istri. Belis itu mulia adanya, butuh pengorbanan dan perjuangan yang tidak mudah dan murah. Membawanya dari rumah pria ke rumah pengantin wanita pun diiringi dengan lagu-lagu tradisional, lengkap dengan gendang, gitar dan biola, lalu disambut penuh haru dan tangis oleh keluarga pihak calon pengantin wanita. Belis tidak bisa ditransfer melalui ATM, atau diberikan secara sembunyi-sembunyi. Belis adalah simbol pengakuan dan juga sebagai lambang kehormatan keluarga. Pesannya jelas, "Wanita itu Berharga!"
Anda lebih suci dari Vanessa Angel? Saya tidak yakin! Jadi janganlah menertawai moral orang lain, cukup tangisi saja moralmu!
Waibalun, 19 Januari 2019
Komentar
Posting Komentar