Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

PERISTIWA WAIBALUN’: MERANGKAI HIDUP YANG TAK BERKESUDAHAN

Gambar
‘PERISTIWA WAIBALUN’: MERANGKAI HIDUP YANG TAK BERKESUDAHAN Oleh Anselmus D. Atasoge (Komunitas Studi Kreatif Lintas Iman_Larantuka Flotim) Salam hormat dan salam kemerdekaan bagi kita semua. Terima kasih atas kepercayaan panitia untuk saya boleh hadir di momen bermartabat ini. Pada kesempatan ini saya hendak memberikan satu dua catatan tentang Buku Peristiwa Waibalun. Pertama , proficiat atas penerbitan karya ini. Kerja penerbitan ini merupakan sebuah pencapaian yang menggembirakan bagi sebuah “komunitas” yang “baru lahir” (Taman Baca Hutan 46 Waibalun). Tentu ada banyak suka dan dukanya dalam “melahirkan” karya ini. Banyak perjumpaan dan diskusi-diskusi awal yang telah dibangun oleh Anak Tanah Waibalun, baik secara langsung maupun lewat media-media sosial hingga lahirnya karya ini yang kita perbincangkan malam ini. Saya kira pilihan untuk berdiskusi pada malam 17 Agustus ini pun menjadi pilihan cerdas yang juga membahasakan salah satu pesan dari buku ini yakni Kemerdekaan A

GURU OLLA DAN SEKOLAH YANG DITUTUP

Gambar
GURU OLLA DAN SEKOLAH YANG DITUTUP ---------- Cerpen oleh Berrye Tukan “Wah ini ponsel paling baru nih, pak guru. Kameranya bagus dan jernih hasil fotonya,” kata salah satu anak muridnya. “Iya pak guru. Bapak saya juga punya ponsel seperti itu. Harganya mahal sekali, belinya juga lewat online,” tambah yang lain. “Ini juga sudah bisa online di internet. Bisa fesbuk dan youtube ,” timpal yang lain. Pak guru Olla yang biasa disapa Guru Olla itu nampak membolak-balik ponsel barunya. Ponsel itu tidak dibeli sendiri olehnya namun dihadiahi oleh salah seorang anak muridnya yang kini bekerja di kota besar. “Ponsel ini pasti mahal sekali. Bentuknya saja bagus sekali, halus dan ringan. Licin pula, bisa-bisa jatuh kalau tidak dipegang dengan erat,” celetuknya sambil tertawa. Anak-anak sekolah yang memenuhi teras rumahnya itu pun ikut tertawa. *** Ceritanya panjang sekali hingga Guru Olla mendapatkan ponsel itu. Dua minggu yang lalu, sekolah dasar tempatnya mengajar ditutup pak

BELIS UNTUK BELLA

Gambar
Belis untuk Bella (Foto: Berrye Tukan) Cerpen Berrye Tukan* Kapal kayu ini asyik bermain dengan gelombang. Aku menyusuri jembatan kayu kecil yang menghubungkan tepi jembatan dengan kapal. Seorang ABK kapal menyodorkan tangan kekarnya padaku. Aku menyambutnya dengan senyuman kecil. “Terima kasih, Om,” kataku. Aku menyusuri dek kapal bagian atasnya, sementara aku sesekali harus berhenti dan bertahan pada kursi kayu yang berada di kiri dan kanan karena kapal yang bergoyang dimainkan ombak. Seluruh kursi penumpang belum terisi penuh, namun aku lebih memilih duduk di bagian belakang karena tak ada seorang penumpang pun di sana. Kapal kayu seperti ini merupakan satu-satunya modal transportasi yang tersedia untuk menghantarkan penumpang dan barang dari Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur menuju beberapa pulau kecil lainnya yang berada di dalam kabupaten yang sama yakni pulau Adonara dan Solor. Pernah terdengar rencana membangun jembatan yang menghubungkan Larantuka dan Pula

BUDI KLEDEN MENGGUGAT KAUM BERAGAMA

Gambar
Budi Kleden Menggugat Kaum Beragama Oleh Dr. Phil. Norbertus Jegalus, MA . Dengan karyanya, "Teologi Terlibat. Politik & Budaya dalam Terang Teologi" (Maumere: Penerbit Ledalero, 2003),  sejak itu Dr. Paul Budi Kleden, SVD disebut sebagai teolog muda Indonesia. Dalam buku ini ia memperkenalkan teologi politik, dengan berinspirasi pada Teologi Politik Johann Babtist Metz, dalam konteks sosio-politis Indonesia. Sejak itu ia menggugat kaum beragama di Indonesia untuk beriman secara dinamis dan sosial. Karena manusia yang beriman itu adalah manusia yang hidup bersama orang lain dalam lingkup budaya dan tatanan politis tertentu, maka beriman akan Allah tidak bisa tidak menyentuh aspek budaya dan politis dari kehidupan manusia. Katanya, "beriman berarti mengakui keterlibatan Allah dalam kebudayaan dan politik. Namun Allah tidak masuk ke dalam lingkup budaya atau satu instrumen politis, melainkan untuk menerangi dan menjernihkan budaya dan politik dari berbag

ALAM PIKIRAN SOAL KEJAHATAN

Gambar
Alam Pikiran Soal Kejahatan Oleh: Ignas Kleden    Kehidupan politik di Indonesia saat ini telah dicederai oleh suatu kejahatan publik yang meluas dan meningkat cepat, yaitu korupsi.   Gejala ini meluas karena hampir segala lapisan masyarakat, dan khususnya lapisan birokrasi pemerintahan, telah dihinggapi oleh kecenderungan korupsi. Dikatakan meningkat karena korupsi bukanlah sekadar gejala kurangnya pendapatan untuk hidup seseorang atau masalah every man's need, sebagaimana dikatakan M Gandhi, melainkan masalah melemahnya kontrol dan lumpuhnya pengekangan diri atau, dalam kata-kata Gandhi, masalah every man's greed. Meningkatnya praktik korupsi tidak saja terlihat dari kian besarnya dana publik yang dikorupsi, tetapi juga meningkatnya posisi dan status pejabat publik dan politisi yang melakukannya. Kita dapat menyebut beberapa contoh. Pejabat publik yang terlibat korupsi atau disangka terlibat. Dari kalangan legislatif ada anggota DPR, dari kalangan ekse