Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

ROSARIO BIRU YANG HILANG

Gambar
ROSARIO BIRU YANG HILANG --------------- (gambar: diunduh 30 Juni 2019) Cerpen oleh Berrye Tukan Nenek Ina mungkin adalah sosok wanita tua yang paling religius di kampung kami. Saban pagi-pagi buta, Nenek Ina sudah bangun, membasuh diri dan pergi ke gereja dengan langkah kaki yang nampak terseret. Di gereja, duduknya paling depan. Tangannya dikatup erat dengan seuntai rosario. Matanya tertutup rapat sementara bibir tuanya tak berhenti mengucap doa demi doa. Kala siang, Nenek Ina menyendiri di kamar sambil menjalankan doa Anjelus dan Keronka. Nenek Ina tinggal di rumah bersama sang cucu, Yoana. Ketiga anaknya sudah berkeluarga dan memutuskan untuk tinggal di rumah sendiri. Hidup Nenek Ina serba berkecukupan dengan uang pensiunan dari almarhum sang suami serta perhatian ketiga anaknya. Tak jarang Nenek Ina membantu tetangga yang kesulitan, dari meminjamkan beras hingga uang sekolah. Rumah Nenek Ina tak mewah namun lumayan bagus dengan taman kecil di depan rumah dan sebuah ter

SURAT UNTUK TUHAN

Gambar
SURAT UNTUK TUHAN -------- ( Foto:diunduh 23 juni 2019)  Oleh: P. DR. Leo Kleden SVD Pada suatu pagi yang biasa dari musim yang sudah kulupa Kutemukan namamu bersama cahaya Dan sejak itulah aku ‘ngembara Mencari engkau tanpa alamat Mula-mula aku bertanya Pada seorang tua yang bijaksana Apakah ia mengenal engkau? Ia cuma menggeleng kepala dan berkata: Ah dia, lebih tua dari gurun lebih muda dari embun mungkin langit masih mengenalnya. Aku melihat kanak-kanak Begitu muda seperti fajar Main kejaran di pantai pasir dan bertanya: Adakah mereka melihat engkau? Semua heran dan berkata: Ia belum tiba di sini Engkau datang terlalu dini. Aku pergi ke taman kota melihat sepasang anak muda Asyik-masyuk dimabuk asmara Mungkinkah mereka mengenal engkau? Yang laki-laki itu berkata: Ia hidup dalam dongeng dari beribu tahun lalu Sisa namanya masih tercatat dalam sebuah perkamen tua. Yang perempuan lalu menambah: Sungguhpun

SENJA

Gambar
Senja ----- Oleh Nestyn Maran Tadi cemas menggerogoti pikirku./ Tangis menghujani pipiku./ Tadi telah berlalu, setelah kepergianmu./ Aku tau sorak sorai leluhur menjadi layu,/ panas membakar pipi yang pernah dihujani./ Antara tadi dan kini bisa saja menjadi senasib,/ setelah ku habiskan pikirku ini./ Ruang Privat Waibalun, 27 Mei 2019 (Foto: Senja Pantai Wato Gokok - Waibalun)