INDERA
"INDERA"
Oleh Nesty Maran
Saatnya telah tiba,/
Mengayuh sampan sampai terluka./
Telah tiba mengayuh sampai di titik terdalam./
Luka terdalam!/
Aku sampai pada titik ini./
Pagi gelap, siang terus seperti itu./
Lalu bagaimana dengan malam?/
Aku melihat malam pada pagi dan siang./
Untung kamu!/
Baik kamu!/
Sial aku! Takdir si tuna netra!/
Jiwa hendak merapuh,/
sebab sorai congkak dari pembunuh./
Akan ku hantarkan pesan,/
lewat daging bibir yang masih menggelora./
Perbanyaklah sajakmu./
Sebab bila mata tak lagi bekerja,/
indra pendengar masih mau berkorban./
Oleh Nesty Maran
Saatnya telah tiba,/
Mengayuh sampan sampai terluka./
Telah tiba mengayuh sampai di titik terdalam./
Luka terdalam!/
Aku sampai pada titik ini./
Pagi gelap, siang terus seperti itu./
Lalu bagaimana dengan malam?/
Aku melihat malam pada pagi dan siang./
Untung kamu!/
Baik kamu!/
Sial aku! Takdir si tuna netra!/
Jiwa hendak merapuh,/
sebab sorai congkak dari pembunuh./
Akan ku hantarkan pesan,/
lewat daging bibir yang masih menggelora./
Perbanyaklah sajakmu./
Sebab bila mata tak lagi bekerja,/
indra pendengar masih mau berkorban./
22 Mei 2019,
Ruang Kelas XI - SMA Negeri 1 Larantuka
(Foto: Pasir Putih Pantai Rako - Wulanggitang)
Komentar
Posting Komentar