SELAMAT HARI IBU!!!

Selamat Hari Ibu!

Oleh Berrye Tukan


Lola menatap girang kue Hari Ibu untuk ibunya yang dipesan dari Nita, teman kantornya. Bentuknya sempurna dengan warna cerah serta toping coklat yang lucu. Sebentar lagi kantor tempatnya bekerja akan tutup, namun Lola sempat mengambil ponselnya, dan ceklik, ceklik. Beberapa gambar kue diambil dengan kamera ponselnya dari berbagai sudut; atas, samping kiri-kanan bahkan dari sudut yang cukup miring. Dengan segera foto-foto itu diupload ke facebook, dengan sebuah caption yang menurutnya cukup manis, ‘selamat Hari Ibu wanita terhebatku.’ Dalam hitungan detik, notifikasi di facebooknya sudah bermunculan satu persatu; satu, dua, lima, sepuluh, dan seterusnya. Lola tersenyum, sembari jemarinya meng-klik notifikasi tersebut. Like demi like bermunculan seperti anak kecil yang mengelilingi tukang somay.

Lola melangkah pulang ke rumah bersama sebungkus kue ulang tahun untuk ibu. Di dalam taksi, Lola tak henti-hentinya mengecek siapa saja yang menyukai postingannya, dari teman-teman kantor, tetangganya, sepupu-sepupunya baik yang ada di kota itu maupun yang ada di luar kota sana, hingga ketua RT dan Bi Winah, sang penjual gorengan yang sering datang ke kantornya. Satu dua komentar lalu bermunculan, ‘selamat Hari Ibu mama Lola, tetap sehat ya, titip salam ya Lola buat ibu.’ Lola hendak membalas satu persatu komentar itu namun notifikasi-notifikasi yang mengantri membuatnya jemarinya tak selesai satu balasan komentar pun, ia lebih tertarik mengecek notifikasi yang muncul ketimbang membalas komentar-komentar itu.


“Turun di mana, mbak?” tanya sang sopir taksi. Lola kaget, nyaris saja rumahnya terlewati.
“Gang depan, sebelah warung bakso Mang Ujang,”

Ditentengnya bungkusan itu menyusuri gang kecil menuju rumahnya, didapatinya sang ibu sedang membereskan perabotan rumah.
“Baru pulang, nak?”
“Hmmm, ..” gumam Lola santai sembari matanya melotot pada sebidang layar di ponselnya. Notifikasi masih saja bermunculan. Ditaruhnya bungkusan kue ulang tahun itu di meja makan, lalu segera menuju kamar tidurnya.
“Nasinya sudah siap nih, nak. Masih lumayan panas, keburu dingin,” teriak sang ibu kecil dari luar kamarnya.
‘Hmmm, ... “ gumam Lola membalas. 

Masih dengan baju kantornya, Lola tertidur di ranjangnya, masih dengan setia mengecek setiap notifikasi. Satu komentar berisi ucapan selamat ulang tahun datang dari si Bejo, mantan pacarnya, ‘selamat Hari Ibu. Kopi buatan ibu selalu membuat aku ingin pulang, meminang anak ibu,’ tulis Bejo, sedikit gombal. Lola segera menghapus komentarnya, ‘dasar gombal!’


Segera setelah membereskan piring dan gelas pada lemari kaca, sang ibu melangkah ke kamar Lola, mengintip dari balik kain pintunya, di sana Lola sudah pulas tertidur dengan ponsel yang tergeletak di atas bantal tepat di samping kepalanya, sementara notifikasi masih saja bermunculan. Sang ibu hanya menarik nafas panjang, lalu kembali ke meja makan, membereskan nasi dan lauk yang tak sempat dimakan Lola, dengan sebungkus kue Hari Ibu yang tak sempat dinikmati bersama.

Waibalun, Juni 2017.

Komentar

  1. Sebuah kisah inspiratif dari anak Lamaholot (Waibalun). Lola adalah sosok Kebarek (pemudi) jaman Now yg terkesan lupa akan indahnya kebersamaan bersama Mama di hari bahagianya, namun lebih memilih memamerkan perayaan hari Ibu dengan canggihnya perubahan jaman. Namun di balik itu semua, melalui Taman Baca Hutan 46 Waibalun, penulis (*Opa Muda) semua mengajarkan kita betapa besarnya kasih seorang Mama/ibu untuk kita walaupun tidak kita lihat secara langsung. Selamat Hari Ibu untuk kita semua...

    BalasHapus
  2. Sebuah kisah inspiratif dari anak Lamaholot (Waibalun). Lola adalah sosok Kebarek (pemudi) jaman Now yg terkesan lupa akan indahnya kebersamaan bersama Mama di hari bahagianya, namun lebih memilih memamerkan perayaan hari Ibu dengan canggihnya perubahan jaman. Namun di balik itu semua, melalui Taman Baca Hutan 46 Waibalun, penulis (*Opa Muda) semua mengajarkan kita betapa besarnya kasih seorang Mama/ibu untuk kita walaupun tidak kita lihat secara langsung. Selamat Hari Ibu untuk kita semua...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAIBALUN - JATI DIRI

TERUNTUK PATER BERNAD MULLER, SVD

KRITIK BUDI (Refleksi Singkat untuk HUT Pater Budi Kleden SVD)