PRESIDEN JARINGAN KAMPUNG ITU???
"Presiden Jaringan Kampung Itu?????"
----
(Oleh Karolus Larantukan - TB Hutan 46 Waibalun)
Nama adalah Tanda. Kata manusia-manusia negeri Latin, 'Nomen est Omen'. 'Nama' adalah sebuah pemberian dan 'Tanda' adalah sebuah pemilikkan. Nama adalah Tanda merupakan pemberian-pemilikkan. Maka, 'Presiden Jaringan Kampung' adalah Pemberian-Pemilikkan.
Nama itu 'ada' serentak 'berada' hingga 'menjadi'. Nama 'Presiden Jaringan Kampung' bukanlah hal yang luar biasa. Itu hanya sebuah nama. Tapi, ingat bahwa nama itu ber-tanda. Ada sejuta tanda dalam nama tersebut. Ada sejuta kisah dalam nama tersebut. Ada sejuta simbol dalam nama tersebut. Dan ada sejuta jiwa-raga dalam nama tersebut.
Saya mendengar nama tersebut pada 'Persamuhan Nasional Bakti Bangsa 2019', bertempat di Banten, tepatnya di Marllaba Convention Hotel Anyer. Singkat, bagi saya nama adalah pemberian sekaligus pemilikkan yang lumrah kepada setiap ciptaan di bawah langit di atas bumi. Bagi saya, sekali lagi ketika mendengar nama itu seperti saya mendengar suara jangkrik kala malam tiba dan itu sangat biasa. Nama itu bagi saya sama sekali tak berarti. Dan akhirnya saya tak mau berpikir tentang nama itu.
Kata orang, 'benda di dalam dirinya sendiri tidak dapat dikenal. Ia dapat dikenali sejauh ia menampakkan diri". 'Merah di dalam dirinya sendiri tidak dapat dikenali, tapi sejauh merah itu dilekatkan atau ditampakkan pada baju warna merah, sepatu warna merah dll, pada saat itulah merah dapat dikenali'. Kemudian, saya melihat nama 'Presiden Jaringan Kampung' itu dalam peristiwa 'Persamuhan Nasional Bakti Bangsa 2029'. Peristiwa-peristiwa persamuhan itu seakan menampakkan makna dibalik nama 'Presiden Jaringan Kampung' itu. Saya pun terus mengalir dalam peristiwa persamuhan itu.
Saya melihat sosok yang mengenakan nama 'Presiden Jaringan Kampung' tersebut. Raganya terlihat kurus ala presiden, tinggi semampai, rambutnya terurai agak ikal, suaranya kampungan, pakaiannya sederhana, langkahnya panjang mengikuti kakinya. Ya, sosoknya kampungan. Tapi, mungkin sosok ini adalah tanda akan nama yang disematkan padanya 'Presiden Jaringan Kampung'. Tapi, saya mau menukik agak mendalam untuk menyelami tentang sosok dibalik yang tampak.
Saya mau mendengar jiwanya.......
----
(Oleh Karolus Larantukan - TB Hutan 46 Waibalun)
Nama adalah Tanda. Kata manusia-manusia negeri Latin, 'Nomen est Omen'. 'Nama' adalah sebuah pemberian dan 'Tanda' adalah sebuah pemilikkan. Nama adalah Tanda merupakan pemberian-pemilikkan. Maka, 'Presiden Jaringan Kampung' adalah Pemberian-Pemilikkan.
Nama itu 'ada' serentak 'berada' hingga 'menjadi'. Nama 'Presiden Jaringan Kampung' bukanlah hal yang luar biasa. Itu hanya sebuah nama. Tapi, ingat bahwa nama itu ber-tanda. Ada sejuta tanda dalam nama tersebut. Ada sejuta kisah dalam nama tersebut. Ada sejuta simbol dalam nama tersebut. Dan ada sejuta jiwa-raga dalam nama tersebut.
Saya mendengar nama tersebut pada 'Persamuhan Nasional Bakti Bangsa 2019', bertempat di Banten, tepatnya di Marllaba Convention Hotel Anyer. Singkat, bagi saya nama adalah pemberian sekaligus pemilikkan yang lumrah kepada setiap ciptaan di bawah langit di atas bumi. Bagi saya, sekali lagi ketika mendengar nama itu seperti saya mendengar suara jangkrik kala malam tiba dan itu sangat biasa. Nama itu bagi saya sama sekali tak berarti. Dan akhirnya saya tak mau berpikir tentang nama itu.
Kata orang, 'benda di dalam dirinya sendiri tidak dapat dikenal. Ia dapat dikenali sejauh ia menampakkan diri". 'Merah di dalam dirinya sendiri tidak dapat dikenali, tapi sejauh merah itu dilekatkan atau ditampakkan pada baju warna merah, sepatu warna merah dll, pada saat itulah merah dapat dikenali'. Kemudian, saya melihat nama 'Presiden Jaringan Kampung' itu dalam peristiwa 'Persamuhan Nasional Bakti Bangsa 2029'. Peristiwa-peristiwa persamuhan itu seakan menampakkan makna dibalik nama 'Presiden Jaringan Kampung' itu. Saya pun terus mengalir dalam peristiwa persamuhan itu.
Saya melihat sosok yang mengenakan nama 'Presiden Jaringan Kampung' tersebut. Raganya terlihat kurus ala presiden, tinggi semampai, rambutnya terurai agak ikal, suaranya kampungan, pakaiannya sederhana, langkahnya panjang mengikuti kakinya. Ya, sosoknya kampungan. Tapi, mungkin sosok ini adalah tanda akan nama yang disematkan padanya 'Presiden Jaringan Kampung'. Tapi, saya mau menukik agak mendalam untuk menyelami tentang sosok dibalik yang tampak.
Saya mau mendengar jiwanya.......
Anyer, 27 Oktober 2019
Komentar
Posting Komentar