KELIRU
KELIRU
----
Oleh Nestyn Maran
Sempat ingin kusemaikan rindu pada malam./
Pada rebaan cahaya yang dimiliki bintang dan bulan./
Aku terjebak pada rebaan malam ini,/
yang menghasut fajar agar tetap terkurung di dalam sangkarnya./
Aku mengadu pada malam tentang kelirunya kita dan polosnya desa./
Tentang bagaimana peristiwa ini bisa serumit ini, yang membuat malam mengirim pesan lewat jangkrik agar semua menjadi semakin sukar./
Tak tahulah malam pada saat ia hendak membentang, si anak moderen berarakan menentang peraturan?/
Tentang peristiwa kini, yang mengancam hak hidup seseorang yang membuat peraturan itu menjadi ada?/
Bagaimana jika tubuh Soekarno masih menghiasi dinding robot buatan anak negeri?/
Mungkin satu dari 5 sasaran peluru adalah Beliau!!!/
Dalam jebakan malam ini, ada angan yang membayang: Mungkinkah Soekarno unggul kembali pada tanah ibu pertiwi?/
Atau kita ingin menyaksikan sendiri bagaimana Herman Fernandez memboyong kembali Alex Rumbani?/
Digusarkan dengan mandat pemimpin bayangan, kepada para pengangguran disematkan harga sebungkus nasi./
Pemerintah tahu ini beralasan ekonomi, tapi perlu juga usaha penganggur yang kini menjadi perusak agar hendak menjadi pembersih./
Kita punya UUD, berarti punya landasan./
Kita punya Pancasila, berarti punya jati diri./
Kita punya Bineka Tunggal Ika, berarti punya solidaritas./
Kartini menjadi tahu dijajah dari tulisan sahabat beda negara tapi punya solidaritas./
Kartini membalas surat menjadi tahu kalau negara dan pribumi di kekang./
Belajarlah dari sejarah ibu kita ini./
Untuk Apa Menjadi Kaku dan Terus Dikekang?/
----
(photo by: Tomomi Yokosuka)
Oleh Nestyn Maran
Sempat ingin kusemaikan rindu pada malam./
Pada rebaan cahaya yang dimiliki bintang dan bulan./
Aku terjebak pada rebaan malam ini,/
yang menghasut fajar agar tetap terkurung di dalam sangkarnya./
Aku mengadu pada malam tentang kelirunya kita dan polosnya desa./
Tentang bagaimana peristiwa ini bisa serumit ini, yang membuat malam mengirim pesan lewat jangkrik agar semua menjadi semakin sukar./
Tak tahulah malam pada saat ia hendak membentang, si anak moderen berarakan menentang peraturan?/
Tentang peristiwa kini, yang mengancam hak hidup seseorang yang membuat peraturan itu menjadi ada?/
Bagaimana jika tubuh Soekarno masih menghiasi dinding robot buatan anak negeri?/
Mungkin satu dari 5 sasaran peluru adalah Beliau!!!/
Dalam jebakan malam ini, ada angan yang membayang: Mungkinkah Soekarno unggul kembali pada tanah ibu pertiwi?/
Atau kita ingin menyaksikan sendiri bagaimana Herman Fernandez memboyong kembali Alex Rumbani?/
Digusarkan dengan mandat pemimpin bayangan, kepada para pengangguran disematkan harga sebungkus nasi./
Pemerintah tahu ini beralasan ekonomi, tapi perlu juga usaha penganggur yang kini menjadi perusak agar hendak menjadi pembersih./
Kita punya UUD, berarti punya landasan./
Kita punya Pancasila, berarti punya jati diri./
Kita punya Bineka Tunggal Ika, berarti punya solidaritas./
Kartini menjadi tahu dijajah dari tulisan sahabat beda negara tapi punya solidaritas./
Kartini membalas surat menjadi tahu kalau negara dan pribumi di kekang./
Belajarlah dari sejarah ibu kita ini./
Untuk Apa Menjadi Kaku dan Terus Dikekang?/
Ruang Privat
Waibalun, Awal Juni 2019
(ket. foto: Magdalena Eda Tukan)
(ket. foto: Magdalena Eda Tukan)
Komentar
Posting Komentar