Merayakan Yang Sederhana" (Antara Akademik dan Apresiasi di Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka)

 "Merayakan Yang Sederhana"

(Antara Akademik dan Apresiasi di Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka)


Oleh Karolus Banda Larantukan

Dunia pendidikan Nusantara mengetengahkan tiga (3) point penting guna mencerdaskan anak bangsa, yaitu kemampuan kognitif, kemampuan psikomotorik dan kemampuan afeksi. Tiga hal ini menjadi roh dalam segala rencana pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran sebuah lembaga pendidikan. 

Secara filosofis lembaga pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia. Manusia di-didik untuk mampu mendayagunakan kepribadiannya sebagai manusia berakal-budi. Dalam memanusiakan manusia tersebut, ada tiga hal yang menjadi pertanyaan reflektif untuk sampai pada pertanyaan: Siapakah Manusia? 

Tiga pertanyaan reflektif tersebut, yang pertama: Apa yang dipikirkan? Pertanyaan ini mau menunjukkan kemampuan intelektual dari manusia. Manusia dalam keseluruhan dirinya mampu menggunakan akal budinya untuk berpikir, mendayagunakan kemampuan tersebut sebagai kesadaran eksistensial.

Kedua, Apa yang harus dilakukan? Pertanyaan ini berkaitan dengan sikap dan tingkah laku etis sebagai seorang manusia. Dalam eksistensinya, manusia harus mampu menunjukkan sikap dan tindakan yang bersifat etis-estetis. 

Ketiga, Apa yang boleh diharapkan? Di bagian ini, manusia dalam seluruh kesadarannya mengarahkan dirinya pada harapan, dan ini lebih berkaitan dengan pengharapan kepada Yang Tak Terbatas, atau dalam bahasa religius yakni Tuhan. Pertanyaan ini lebih berkaitan dengan konsekuensi agamais. 

Dan tiga pertanyaan filosofis ini, akhirnya bermuara pada satu pertanyaan eksistensial tentang manusia: Siapakah Manusia? Jawaban eksistensial atas pertanyaan tersebut sesungguhnya adalah sebuah jawaban reflektif yakni: Manusia selalu memiliki pertanyaan lebih dari jawaban yang tersedia. Pada titik ini, Manusia dilihat sebagai Misteri. 

Dalam seluruh kesadaran eksistensial inilah, manusia menjadi pusat, tidak menjadi objek melainkan menjadi subjek untuk memanusiakan manusia. Kemampuan kognitif-intelektual harus juga dibarengi dengan kemampuan psikomotorik-etis dan juga kemampuan afeksi-agamais, guna mencapai sekaligus menunjukkan eksistensi memanusiakan manusia. 

Antara Akademik dan Apresiasi 

Lembaga pendidikan menjadi tempat persemaian manusia berintelektual, beretika dan beragama. Lembaga akademik menjadi tempat mengasah kemampuan kognitif, meningkatkan kemampuan psikomotorik dan mengolah kemampuan afeksi.

Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka menjadi salah satu lembaga pendidik Perguruan Tinggi Swasta di Kabupaten Flores Timur, sesungguhnya menjadi salah satu lembaga persemaian generasi muda dan Ata Diken Lamaholot (Manusia Lamaholot); di lembaga ini, Kedike (Orang) disemai dan ditempah menjadi Ata Diken; Memanusiakan Manusia.

Perihal disemai dan ditempah dari Kedike (orang) menjadi Ata Diken (Manusia); memanusiakan manusia, bahwa kegiatan Akademik harus pula dibarengi dengan Apresiasi. Apresiasi adalah bentuk kepedulian dan perhatian serta dukungan untuk bisa bekerjasama dalam proses memanusiakan manusia, Kedike menjadi Ata Diken.

Apresiasi akademik tidak saja berhenti pada angka dan huruf penilaian tapi lebih pada keakraban hati sebagai wujud nyata penilaian angka dan huruf. 

Pada titik inilah, salah satu Program Studi (Prodi) dari Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka yakni Prodi Teknologi Informatika berusaha untuk mewujudkannya dan telah diwujudkan: kegiatan akademik disertai dengan sikap apresiasi. Ruang kelas tidak saja menjadi tempat dan ruang kegiatan akademis, tetapi juga menjadi ruang dan rumah untuk saling mengapresiasi dan menjalin keakraban hati, baik antara sesama mahasiswa maupun antara mahasiswa dan dosen. 

Saya boleh bersaksi bahwa di ruangan Prodi Teknologi Informatika, kegiatan akademik dan apresiasi berjalan, yang menjadikan ruang akademis menjadi 'Rumah'. Para mahasiswa dengan dosen pengampuhnya yakni Suster Angela CIJ mampu mewujudkan apa yang diimpikan pelindung Lembaga Pendidikan IKTL, Mgr. Henricus Leven: "Rumahmu adalah rumahku, rumahku itulah rumahmu".

Bentuk presentasi tugas oleh Prodi Teknologi Informatika sungguh mengakrabkan. Para mahasiswa mempresentasi hasil projek video mereka yang ber-tema-kan Kenangan Natal dan Tahun Baru, namun di dalam itu ada syukur kebersamaan dalam bentuk makan bersama. 

Kualitas akademis sebagai bagian dari kegiatan akademik disertai dengan kualitas syukur sebagai bagian dari apresiasi adalah sebuah arah pembentukan karakter seorang manusia terutama Ata Diken Lamaholot. 

Merayakan Yang Sederhana

Semua bentuk aktifitas adalah sebuah ungkapan syukur. Merayakan yang sederhana adalah bentuk syukur akan apa yang dialami kini dan di sini. Sesederhana apa aktifitas tersebut, jika disyukuri dengan kepenuhan hati dan pikiran, pasti akan membawa kebahagiaan.

Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka (IKTL) tidak saja menjadi lembaga akademis yang hanya fokus pada kemampuan kognitif dan psikomotorik, melainkan juga  menjaga dan menumbuhkembangkan kemampuan afeksi. 

Intensi akhirnya adalah untuk Memanusiakan Manusia, mewujudkan 'Kedike' (orang) menjadi 'Ata Diken' (Manusia), baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama yang lain.


Waibalun, 27 Februari 2023

Komentar

  1. Proviciat. Salut๐Ÿ‘๐Ÿผ๐Ÿ‘๐Ÿผ๐Ÿ‘๐Ÿผ

    BalasHapus
  2. Luar Biasa Sekali dan Proviciat Pa karol๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAIBALUN - JATI DIRI

"SAMPAI SEBELUM TIBA"

LAGE AE NIKU KOLA