PESAN PASKAH TAHUN 2020
Pesan Paskah Tahun 2020 Pater Dr. Paulus Budi Kleden, SVD*
Oleh P. Dr. Paulus Budi Kleden, SVD - Superior General SVD
Sama saudara/i yang terkasih,
Saat ini kita berada dalam Pekan Suci, kesempatan spesial untuk merefleksikan dan merayakan cinta Tuhan untuk kita yang termanifestasi dalam hari-hari terakhir Yesus Tuhan yang memuncak pada kebangkitan-Nya. Tahun ini kita rayakan pekan suci dalam cara yang tidak biasa karena pandemi covid-19. Hampir sebagian umat katolik di seluruh dunia merayakan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus tidak di gereja seperti biasanya tapi terkurung dalam rumah mengikuti liturgi online. Dengan atau tanpa perayaan yang seperti biasanya, adalah sangat penting untuk ambil kesempatan merefleksikan pesan penting dari misteri paskah Yesus. Dengan menjelma menjadi manusia, Putera Allah bersolider dengan kita, termasuk kerapuhan, kerentanan, dan ketidakpastian. Hidup kita, kerapuhan kita pastinya tidak bisa kita atasi dengan kekuatan dan strategi kita sendiri.
Kita mengalami kenyataan yang belum terjadi sebelumnya, dalam penyebaran covid-19 ini. Iman kita ditantang ketika kita menyaksikan begitu banyak saudara-saudari kita harus meninggal, hancurnya sistem kesehatan, lockdown yang memicu hancurnya kehidupan normal dan tumbangnya ekonomi. Sekalipun begitu, Pekan Suci mengarahkan kita ke Paskah, kemuliaan dan transformasi kehidupan. Terang kebangkitan Kristus menghalau kegelapan hari-hari kesengsaraan kita, mengalahkan kenyataan maut. Dalam kesempatan yang sama, Paskah tidak melepaskan kita dari unsur kehidupan kita seperti ketidakpastian, ketakutan dan penderitaan. Karena Yesus yang bangkit adalah Yesus yang disalibkan. Karena itu, sebagai anak-anak Paskah, kita kuat menghadapi pandemi ini dengan harapan.
Harapan adalah hadiah Paskah yang diberikan kepada kita di tengah-tengah penderitaan dan kematian. Harapan menginspirasi membantu untuk bertahan dan mendesak kita untuk melayani dalam solidaritas. Saya ingin membagi dua pikiran ini untuk Anda:
1. Pandemi ini mengajarkan kepada kita pentingnya untuk memiliki harapan. Melalui iman, dapat menemukan tanda harapan. Di tengah pengalaman ketidakpastian, ketakutan dan ketidaktahuan kita, kita melihat harapan dalam karya para frontliners, seperti perawat, dokter, para ilmuwan dan mereka yang terus bekerja untuk melayani kebutuhan hidup kita. Usaha kita bersama yang konsisten mengikuti jaga jarak sosial dan tinggal di rumah adalah bahasa harapan.
Kita merasa dikuatkan dengan inisiatif dari banyak orang mengorganisir doa-doa khusus dan untuk membantu mereka yang menderita. Mereka memancarkan pesan yang paling penting yaitu untuk peduli satu sama lain dan kembali kepada Tuhan serta merangkul Dia.
2. Tuhan yang bangkit menyatukan segala sesuatu. Dia adalah Kepala dari Tubuh dan kita semua adalah anggota dari Tubuh itu. Dia menghubungkan dan memampukan kita menghidupkan keterhubungan kita. Kita disatukan sebagai orang-orang yang sama-sama berada dalam peziarahan harapan, mensharingkan kecemasan dan mimpi-mimpi kita. Pandemi ini menunjukkan bahwa setiap orang adalah penting. Kita bergantung pada setiap orang untuk melindungi yang lain dan diri kita. Paus Fransiskus mengingatkan kita, bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya-sendiri. Kita saling membutuhkan, kita bergantung satu dengan yang lain, dan kita bergantung pada Tuhan.
Dalam krisis ini, kita mengalami pengalaman baru disatukan sebagai manusia, disatukan sebagai keluarga dan disatukan dengan alam sebagai rumah bersama. Saya bersyukur bahwa pandemi ini tidak menghentikan kita untuk menjadi misionaris yang sejati. Kita adalah tanda harapan untuk sesama kita, untuk yang lain, secara khusus untuk mereka yang miskin dan disingkirkan dalam masyarakat. Harapan memampukan kita unutk mengeksplorasi cara kreatif untuk semakin dekat dengan orang-orang dan membagi kepada mereka harapan yang membuat kita bertahan.
Selama meditasi sebelum berkat “Urbi et Orbi” pada hari Jumat 7 maret 2020, Paus Fransiskus mengatakan:
“Tuhan meminta kita sekarang, di tengah-tengah prahara yang paling sulit ini, untuk membangun kembali dan mempraktikan solidaritas dalam harapan yang memampukan kita memberikan kekuatan, dukungan dan makna pada saat-saat seperti ini, ketika semuanya nampak sulit”.
Saya merasa terhormat dan bangga mengatakan bahwa sama saudara-saudari kita dan para mitra awam misionaris di seluruh dunia sudah dan sementara mengekspresikan solidaritas ini dan menguatkan harapan dalam berbagai cara. Beberapa menyediakan bangunan mereka untuk para staf medis, dan yang lain menyediakan alat-alat pelengkapan medis dan basement serta makanan untuk para tunawisma dsb. Banyak umat paroki dan rekan awam kita terbantu dengan pelayanan-pelayan liturgi online dan refleksi-refleksi kita yang menguatkan ketergantungan kepada Tuhan.
Paskah menjadikan kita sebagai peziarah harapan. Paskah mendesak dan memberdayakan kita untuk melanjutkan semua inisatif ini sebagai tanda harapan mengekspresikan cinta dan iman kita kepada Tuhan yang tidak pernah melepaskan kita.
Sama saudara, saudari, para rekan awam, dan donatur, teman-teman dan para keluarga.
Pandemi covid-19 sudah mengubah hidup dan akan terus berlanjut mengubahnya. Hidup kita dan dunia karena itu akan berbeda. Akan tetapi pengalaman hari, minggu-minggu ini, memberi kita harapan, bahwa dengan bersama sebagai keluarga kita dapat menghadapi semua situasi baru. Tantangan besar akan selalu ada, tapi juga kita punya banyak potensi untuk di temukan.
Saya berharap dan berdoa, agar kita semua terus menghadapi tantangan ini ke depan dalam harapan. Kita meminta berkat dari Tuhan yang tersalib dan bangkit, yang Salib-Nya adalah harapan dan kebangkitan-Nya adalah kekuatan kita.
Terima Kasih.
Selamat paskah dari semua anggota Dewan General.
Oleh P. Dr. Paulus Budi Kleden, SVD - Superior General SVD
Sama saudara/i yang terkasih,
Saat ini kita berada dalam Pekan Suci, kesempatan spesial untuk merefleksikan dan merayakan cinta Tuhan untuk kita yang termanifestasi dalam hari-hari terakhir Yesus Tuhan yang memuncak pada kebangkitan-Nya. Tahun ini kita rayakan pekan suci dalam cara yang tidak biasa karena pandemi covid-19. Hampir sebagian umat katolik di seluruh dunia merayakan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus tidak di gereja seperti biasanya tapi terkurung dalam rumah mengikuti liturgi online. Dengan atau tanpa perayaan yang seperti biasanya, adalah sangat penting untuk ambil kesempatan merefleksikan pesan penting dari misteri paskah Yesus. Dengan menjelma menjadi manusia, Putera Allah bersolider dengan kita, termasuk kerapuhan, kerentanan, dan ketidakpastian. Hidup kita, kerapuhan kita pastinya tidak bisa kita atasi dengan kekuatan dan strategi kita sendiri.
Kita mengalami kenyataan yang belum terjadi sebelumnya, dalam penyebaran covid-19 ini. Iman kita ditantang ketika kita menyaksikan begitu banyak saudara-saudari kita harus meninggal, hancurnya sistem kesehatan, lockdown yang memicu hancurnya kehidupan normal dan tumbangnya ekonomi. Sekalipun begitu, Pekan Suci mengarahkan kita ke Paskah, kemuliaan dan transformasi kehidupan. Terang kebangkitan Kristus menghalau kegelapan hari-hari kesengsaraan kita, mengalahkan kenyataan maut. Dalam kesempatan yang sama, Paskah tidak melepaskan kita dari unsur kehidupan kita seperti ketidakpastian, ketakutan dan penderitaan. Karena Yesus yang bangkit adalah Yesus yang disalibkan. Karena itu, sebagai anak-anak Paskah, kita kuat menghadapi pandemi ini dengan harapan.
Harapan adalah hadiah Paskah yang diberikan kepada kita di tengah-tengah penderitaan dan kematian. Harapan menginspirasi membantu untuk bertahan dan mendesak kita untuk melayani dalam solidaritas. Saya ingin membagi dua pikiran ini untuk Anda:
1. Pandemi ini mengajarkan kepada kita pentingnya untuk memiliki harapan. Melalui iman, dapat menemukan tanda harapan. Di tengah pengalaman ketidakpastian, ketakutan dan ketidaktahuan kita, kita melihat harapan dalam karya para frontliners, seperti perawat, dokter, para ilmuwan dan mereka yang terus bekerja untuk melayani kebutuhan hidup kita. Usaha kita bersama yang konsisten mengikuti jaga jarak sosial dan tinggal di rumah adalah bahasa harapan.
Kita merasa dikuatkan dengan inisiatif dari banyak orang mengorganisir doa-doa khusus dan untuk membantu mereka yang menderita. Mereka memancarkan pesan yang paling penting yaitu untuk peduli satu sama lain dan kembali kepada Tuhan serta merangkul Dia.
2. Tuhan yang bangkit menyatukan segala sesuatu. Dia adalah Kepala dari Tubuh dan kita semua adalah anggota dari Tubuh itu. Dia menghubungkan dan memampukan kita menghidupkan keterhubungan kita. Kita disatukan sebagai orang-orang yang sama-sama berada dalam peziarahan harapan, mensharingkan kecemasan dan mimpi-mimpi kita. Pandemi ini menunjukkan bahwa setiap orang adalah penting. Kita bergantung pada setiap orang untuk melindungi yang lain dan diri kita. Paus Fransiskus mengingatkan kita, bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya-sendiri. Kita saling membutuhkan, kita bergantung satu dengan yang lain, dan kita bergantung pada Tuhan.
Dalam krisis ini, kita mengalami pengalaman baru disatukan sebagai manusia, disatukan sebagai keluarga dan disatukan dengan alam sebagai rumah bersama. Saya bersyukur bahwa pandemi ini tidak menghentikan kita untuk menjadi misionaris yang sejati. Kita adalah tanda harapan untuk sesama kita, untuk yang lain, secara khusus untuk mereka yang miskin dan disingkirkan dalam masyarakat. Harapan memampukan kita unutk mengeksplorasi cara kreatif untuk semakin dekat dengan orang-orang dan membagi kepada mereka harapan yang membuat kita bertahan.
Selama meditasi sebelum berkat “Urbi et Orbi” pada hari Jumat 7 maret 2020, Paus Fransiskus mengatakan:
“Tuhan meminta kita sekarang, di tengah-tengah prahara yang paling sulit ini, untuk membangun kembali dan mempraktikan solidaritas dalam harapan yang memampukan kita memberikan kekuatan, dukungan dan makna pada saat-saat seperti ini, ketika semuanya nampak sulit”.
Saya merasa terhormat dan bangga mengatakan bahwa sama saudara-saudari kita dan para mitra awam misionaris di seluruh dunia sudah dan sementara mengekspresikan solidaritas ini dan menguatkan harapan dalam berbagai cara. Beberapa menyediakan bangunan mereka untuk para staf medis, dan yang lain menyediakan alat-alat pelengkapan medis dan basement serta makanan untuk para tunawisma dsb. Banyak umat paroki dan rekan awam kita terbantu dengan pelayanan-pelayan liturgi online dan refleksi-refleksi kita yang menguatkan ketergantungan kepada Tuhan.
Paskah menjadikan kita sebagai peziarah harapan. Paskah mendesak dan memberdayakan kita untuk melanjutkan semua inisatif ini sebagai tanda harapan mengekspresikan cinta dan iman kita kepada Tuhan yang tidak pernah melepaskan kita.
Sama saudara, saudari, para rekan awam, dan donatur, teman-teman dan para keluarga.
Pandemi covid-19 sudah mengubah hidup dan akan terus berlanjut mengubahnya. Hidup kita dan dunia karena itu akan berbeda. Akan tetapi pengalaman hari, minggu-minggu ini, memberi kita harapan, bahwa dengan bersama sebagai keluarga kita dapat menghadapi semua situasi baru. Tantangan besar akan selalu ada, tapi juga kita punya banyak potensi untuk di temukan.
Saya berharap dan berdoa, agar kita semua terus menghadapi tantangan ini ke depan dalam harapan. Kita meminta berkat dari Tuhan yang tersalib dan bangkit, yang Salib-Nya adalah harapan dan kebangkitan-Nya adalah kekuatan kita.
Terima Kasih.
Selamat paskah dari semua anggota Dewan General.
*Roma, 12 April 2020
Diterjemahkan Oleh P. Erik Ebot, SVD
Doa dan karya jaritatif adalah kelanjutan dari perwujudan harapan kolektif...Berada di rumah adalah situasi baru,Tuhan menyadarkan kita untuk menyiapkan waktu khusus untuk berdoa,bersyukur atas berkat Tuhan.Terima Kasih dan salam untuk Pater Paulus Budi Kleden,SVD di Roma dan keluarga besar SVD & SSPS di seluruh dunia.
BalasHapus