AMANG TAK JADI MATI
Amang Tak Jadi Mati Oleh Berrye Tukan* Amang baru turun dari mobil angkutan itu saat sore mulai pergi, meninggalkan malam yang mulai merambat naik di sepanjang jalan yang dilaluinya. Tas kumal berisi beberapa potong pakaiannya menggantung lemas di pundaknya. Cerita penumpang di dalam angkutan tentang tabrakan sepeda motor di kota sehari yang lalu masih tersisa di kepala Amang. “Wajahnya hancur! Tak bisa dikenali. Beruntung dia bawa KTP, jadi bisa dilacak sama polisi,” cerita salah seorang penumpang di dalam angkutan tadi. Jalanan selalu sepi di kampungnya saat menjelang malam begini. Tinggal beberapa ratus meter lagi Amang tiba di rumahnya. Namun pikirannya masih saja kalut. Khususnya bagaimana caranya menjelaskan pada sang istri tentang semua yang terjadi. Tentang sepeda motornya yang tak ia bawa pulang dan tentang kepulangannya yang tiba-tiba tanpa uang gaji. Namun, Amang harus pulang karena tak ada tempat lain lagi baginya untuk mengadu dan kembali. Wajah si kecil, Isna, yan