BLAISE PASCAL DAN KEBAHAGIAAN
Blaise Pascal dan Kebahagiaan May 19, 2021 Agustinus Tetiro Oleh: Agustinus Tetiro (jurnalis, alumnus STFK Ledalero) untuk: Ignas Kleden pada HUT ke-73 BLAISE PASCAL (1623-1662) mengatakan, semua orang mencari kebahagiaan, tanpa ada pengecualian. [1] Dalam proses pencarian kebahagiaan itu, kadang manusia bahkan bisa tiba pada ketidakbahagiaan. Lalu, manusia harus bagaimana untuk menemukan dan tiba pada kebahagiaan otentik? Untuk bahagia, manusia harus menerima Allah sebagai pribadi yang tak terbatas dan tak berubah. [2] Pascal langsung merujuk pada Yesus Kristus sebagai awal dan akhir pencarian manusia. Dengan mengenal Yesus, kita bisa mengetahui semua yang terjadi. [3] Menurut Pascal, sebagai makhluk yang kontradiktoris, manusia membutuhkan Tuhan. Kontradiksi kondisi manusia bersifat paradoksal. Manusia adalah makhluk yang nista sekaligus luhur, hina serentak mulia. Manusia tidak sepenuhnya rasional, tetapi juga tidak seluruhnya irasional. Relasi kedua hal yang paradoksal ini